PHOTO DIARY #7: PACITAN

Seminggu setelah hari raya pasti orang-orang yang banyak berpergian sana sini buat mengunjungi keluarganya sekaligus liburan,. Saya juga begitu sih, seminggu setelah hari raya itu nggak ada isitrahatnya. Tiap hari selalu ada aja rencana untuk keluar rumah.

Hari itu hari Sabtu. Keluarga saya nggak tau mau kemana karena sebelumnya sudah keliling-keliling ke saudara-saudara. Tiba-tiba mama bilang "ke Pacitan yuk?". Ah mungkin bercanda nih mama, kan Pacitan itu jauh dan ini liburannya udah mau habis, nanti yang ada malah capek di jalan. Ternyata kali ini mama serius, karena mumpung ada temennya rame-rame buat liburan.  Packing baju pun gak lama-lama, apapun yang kepikiran langsung dimasukin ke mobil. Dan akhirnya kita berangkat ke Pacitan~

Saya sekeluarga berangkat dari Malang pukul 12 siang dan tau nggak nyampe sananya jam berapa? Jam 12 malam! Iya jadi perjalanannya sendiri untuk nyampe ke pantainya, kebetulan saya rame-rame nginep di penginapan dekat pantai, memakan waktu 12 jam. Ditambah lagi medan jalannya disana yang belok-belok tajam dan akses masuk menuju pantainya yang masih rusak, lumayan membuat kupula ini agak eror. Untung ada doi yang asli Pacitan, yang dengan baik hatinya jadi penunjuk jalan jadi gak tersesat-sesat banget. Sebenernya sih kalau udah terbiasa ke Pacitan, perjalannya nggak akan selama itu kok, mungkin cuma butuh waktu 6 jam.

Dan akhirnya, tibalah kami di penginapan tepatnya di Pantai Watu Karung. Sebenernya pantai ini bukan "main destination" yang ada di Pacitan. Biasanya sih orang-orang lebih kenal dengan Pantai Klayar. Tapi namanya pantai di Pacitan itu nggak ada yang jelek, menurut saya cantik-cantik semua. Saya paling seneng liat perpaduan antara pasir pantainya yang putih-krem dengan air lautnya yang masih berwarna biru-jernih.

Karena lagi surut jadi air pantainya yang biru itu nggak begitu keliatan



Kami sampai dipenginapan kira-kira pukul setengah 1 malam. Saya lumayan suka dengan desain penginapannya yang seperti rumah panggung, bukan seperti rumah penduduk biasa. Kesan dekat dengan alamnya kena banget. Nama penginapannya adalah Sunrise Motel. Penginapannya lumayan nyaman, bersih, enak buat keluarga yang liburan bawa rombongan agak banyak karena parkirannya cukup luas juga, bisa buat tiga mobil, harganya juga lumayan terjangkau

Bisa dilihat, di depan itu adalah kamar tidurnya dan saya memfoto ini dari meja makan keluarga yang memang didesain out door.

Keesokan harinya, saya bangun pagi-pagi sekitar jam 5 pagi, karena sudah janjian sama doi untuk lihat sunrise dari atas bukit.Tapi sayangnya, sunrisenya nggak begitu kelihatan karena ketutup sama gunung. Tapi enggak papa, dari atas bukit juga masih tetep bisa ngelihat semua pemandangan pantai plus batu-batu karangnya yang besar. Saya bersyukur sih karena waktu saya kesitu pantainya udah nggak terlalu ramai karena pengunjung-pengunjungnya sudah pada pulang, jadi nggak terlalu terganggu kalau lihat-lihat pemandangan pantainya. 

Disitu saya berfikir, liburan itu memang harus ada setelah kita beberapa bulan berkutat sama kerjaan kita masing-masing. Contohnya saya sekarang liburan ke pantai, saya mengibaratkan pergi ke pantai itu seperti menghirup udara yang sejuk banget sampai-sampai udara itu mengalir ke otak dan stres-stres yang di otak itu kehapus. Kalau kita cuma dirumah liburannya, menurut saya itu kurang mengurapi penat mungkin ya. Jadi kalau ada temen saya yang bercerita ingin liburan ke pantai atau ke gunung, saya pasti langsung menyemangatin dia untuk merealisasikan rencana tersebut, tujuannya adalah nanti waktu kita sudah kembali berhadapan dengan tugas-tugas yang menguras waktu dan tenaga, kita siap dengan otak yang fresh dan energi yang seneng karena habis liburan. 

 Menunggu sunrisenya muncul:)






Selanjutnyaaaa, pukul 11 kita langsung check out dari penginapan untuk ke tempat tujuan selanjutnya yaitu Sungai Maron. Menuju ke sana pun nggak gampang karena jalannya bebatuan yang rusak. Dan sebelah jalan itu sudah langsung jurang, jadi ya agak serem sih apalagi kalau malam-malam. Saya pengen banget ke Sungai Maron ini karena dilihat dari foto-fotonya sih bagus banget. Jadi disana kami dibagi jadi tiga romobongan kapal karena satu kapal hanya boleh diisi oleh maksimal lima orang. Pengunjung bisa menikmati satu jam perjalanan naik perahu yang nantinya akan bermuara ke salah satu pantai. Disana terserah pengunjung, apakah mau berhenti sebental menikmati pantainya atau langsung putar balik. Kalau saya kemarin langsung putar balik karena pantainya cukup ramai dan menurut saya biasa aja dibanding dengan Pantai Watu Karung. Rasanya enggak nyesel bela-belain kesana, karena jarang banget saya menemui sungai di Indonesia yang airnya masih biru atau hijau dan jernih. Bisa dibilang sungai ini adalah Sungai Amazon KW hehehe.




Destinasi selanjutnya adalah Pantai Klayar. Seperti yang saya bilang tadi bahwa orang-orang banyak yang lebih kenal dengan Pantai Klayar, maka di akhir-akhir liburan seperti ini pun Pantai masih sangat ramai. Kamipun yang sudah agak lelah setelah dari Sungai Maron hanya melihat dari sisi samping pantai yang tertutup dengan tebing-tebing. Tapi walaupun dari samping, saya bener-bener takjub liatnya karena airnya bener-bener biru kelap-kelip karena kena cahaya matahari. Dan karena sudah agak siang, pantainya sudah enggak surut lagi. Enggak kalah dengan pantai-pantai yang ada di Bali kalau menurut saya.

Selesailah perjalanan kami sekeluarga berlibur di Pacitan. Saat perjalanan pulang, saya menemukan banyak objek wisata yang tempatnya nggak terpelosok banget dan mobil malah banyak yang parkir dipinggir jalan. Pokoknya seneng lah saya bisa berlibur kesana apalagi ditemani doi hehehe.

Comments

Popular Posts